Monday, November 5, 2007

SUMBER DAYA ALAM-POTENSI KEHUTANAN

SUMBER DAYA ALAM


POTENSI KEHUTANAN

Sekalipun memiliki jumlah produksi yang masih kecil namun kontribusi sektor kehutanan terhadap pembentukan PDRB khususnya untuk Sabang, tercatat selalu meningkat untuk tahun 1997 – 2000. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa sektor ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata – rata sebesar 23,77%.

Komoditas hasil hutan yang ada di Sabang meliputi kayu semantok, ketapang dan pulai serta hasil non kayu seperti damar dan rotan. Pada tahun 2000 di Sabang terdapat hutan lindung seluas 3.400 ha dan hutan wisata seluas 1.300 ha. Selama ini tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap luasan hutan tersebut. Oleh karenanya, potensi sumberdaya hutan di Kawasan ini selain dapat dimanfaatkan sebagai faktor peningkat produksi wilayah juga dapat berguna sebagai tata hijau untuk keseimbangan lingkungan terutama apabila jumlahnya tetap terus dapat dipertahankan.

Meski demikian, pengembangan produksi kehutanan harus memperhatikan fungsi lindung yang dimilikinya. Hal ini sangat terkait dengan topografi Kawasan Sabang yang berbukit-bukit sehingga membutuhkan ketersediaan hutan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungannya. Luas wilayah yang terbatas pun akan membatasi pemanfaatan hutan ini sebagai hutan produksi.

Saat ini, pemanfaatan hutan sebagai hutan produksi hanya diupayakan oleh masyarakat sebagai mata pencaharian sampingan. Oleh karenanya produksi hutan tidak berjalan secara intensif.

Pengembangan sumber daya kehutanan untuk Kawasan Sabang diarahkan untuk mempertahankan hutan lindung dengan cara melestarikan dan menjaganya sehingga upaya untuk konservasi alam dalam rangka keseimbangan lingkungan tetap terjamin. Dengan pertimbangan fungsi ekologis, maka sumber daya hutan dibatasi pemanfaatannnya kecuali untuk keperluan konservasi. Secara umum luas hutan (berbagai fungsi) yang ada di Kawasan Sabang adalah 14.931,32 Ha atau sekitar 60% dari luas seluruhnya.

Hasil hutan yang dapat diambil adalah kayu semantok, ketapang dan pulai, sedangkan hasil non kayu adalah rotan dan damar. Namun sampai saat ini hasil hutan tersebut belum diproduksi. Pemanfaatan hutan yang mempunyai potensi besar adalah digunakan sebagai obyek wisata atau sebagai “Ecotourism” yang mengandalkan keindahan alam dan untuk berburu. Pemanfaatan hutan sebagai obyek wisata tetap harus memperhatikan aspek-aspek kelestarian hutan.

Di Sabang tidak terdapat pengusahaan hutan secara komersiil, seperti HPH (Hak Pengusahaan Hutan), dikarenakan sebagian besar lahan hutan tidak mempunyai luas hutan virgin (virgin forest) yang cukup untuk satu unit pengusahaan hutan, arealnya relatif curam dan lebih berfungsi sebagai untuk perlindungan sekitar dan perlindungan sumber mata air, serta kemungkinan bahaya degradasi hutan bila terjadi kerusakan ekosistem kawasan Sabang yang berada di tengah Samudera, seperti erosi, longsor, keringnya mata air alami, dan gangguan biota hutan.

Berdasarkan kondisi topografi, peran hidrologis hutan, maka potensi hutan di Kawasan Sabang sebaiknya dipertahankan sebagai hutan yang diarahkan untuk fungsi konservasi lahan, penyangga hidroorologi, eco tourism, dan perlindungan kawasan wisata di bawahnya.